RHK : Roh Kudus Memberi Keberanian
Renungan Harian Keluarga (RHK)
Minggu, 4 Juni 2017
Bahan bacaan Kisah Para Rasul 2:14-16
14 Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.
15 Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan,
16 tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoël:
Renungan,
Minggu, 4 Juni 2017
Bahan bacaan Kisah Para Rasul 2:14-16
14 Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.
15 Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan,
16 tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoël:
Renungan,
Peristiwa Kebangkitan Yesus telah membaharui hidup para murid dan orang-orang yang percaya, tetapi Roh Kuduslah yang membuat mereka menjadi berani untuk bersaksi. Dalam bagian ayat-ayat ini Petrus berdiri dan dengan suara nyaring berkata kepada mereka yang ikut menyaksikan peristiwa pencurahan Roh Kudus. Roh Kudus menjadi kekuatan yang mendorong mereka untuk berani tampil di depan orang-orang Yahudi (=Israel) yang hadir menyaksikan peristiwa pencurahan Roh Kudus di Yerusalem.
Rasa takut dari berbagai “ancaman” dapat saja membuat kita orang-orang percaya tidak berani menyuarakan kebenaran. Sebagai manusia, kita sering tergoda untuk menghitung untung ruginya ketika kita berhadapan dengan berbagai persoalan untuk berpihak kepada kebenaran atau tidak. Kita sering berdiam diri bahkan “berdusta” untuk sebuah kebenaran karena rasa takut atau tidak mau “terlibat atau dilibatkan” karena merasa terganggu. Kita begitu sibuk dengan diri sendiri bahkan ingin menyelamatkan diri sendiri.
Cerita Alkitab ini, kiranya mengingatkan kita sebagai pribadi atau keluarga untuk selalu sadar bahwa hidup kita bergantung kepada Tuhan dan tidak harus takut menghadapi berbagai persoalan hidup. Kita juga diajak untuk memiliki kepekaan terhadap berbagai persoalan, ketika kita diminta untuk berada dan bergumul dengan sesama kita yang membutuhkan pendampingan untuk memperjuangan kebenaran. Amin.
Sumber : Sinode GMIM
Post a Comment