RHK : Konsekuensi Menolak Injil
Renungan Harian Keluarga (RHK)
Sabtu, 17 Juni 2017
Bahan bacaan Matius 10:14-15
14 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.
15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
Renungan,
Sabtu, 17 Juni 2017
Bahan bacaan Matius 10:14-15
14 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.
15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."
Renungan,
Tentunya dari setiap pemberitaan Injil ada orang yang dengan sukacita menerima, namun ada yang marah dan menolak. Penolakan ini sudah dari dahulu terjadi, namun sekalipun ada begitu banyak penolakan, Injil terus bertumbuh dan berbuah sampai saat ini. Ada pepatah yang mengatakan ‘semakin dihambat semakin merambat’. Bagi yang yang menolak Injil, akan menerima ketidak pastian hidup dan penghukuman lebih berat dari yang dialami oleh Sodom dan Gomora.
Dalam bacaan ini Yesus mengingatkan para murid bahwa dalam memberitakan Injil akan ada orang yang menolak. Namun para murid tidak perlu berkecil hati atau kecewa karena orang yang menolak Injil akan mendapat hukuman yang lebih berat dari Sodom dan Gomora, ini menjadi konsekuensi yang akan diterima bagi mereka yang menolak Injil. Karena sesungguhnya Injil Yesus Kristus diberitakan untuk membawa keselamatan bukan keburukan atau malapetaka.
Hal ini tentunya juga menjadi peringatan bagi semua orang percaya. Bukan untuk menakut-nakuti melainkan mengajak orang percaya agar hidup berpadanan dengan Injil, sebab Injil adalah kekuatan Allah yang membawa keselamatan. Sebagai keluarga Kristen biarlah kita senantiasa menerima Injil dan mengajar Injil kepada anak cucu kita turun temurun sebagai warisan iman yang tidak akan pernah hilang untuk selama-lamanya. Amin.
Sumber : Sinode GMIM
Post a Comment